CERITA DEWASA | CERITA MESUM | CERITA SEX | CERITA PORNO | FOTO PORNO
Setelah aku posting beberapa pengalaman sex ku disatu situs sex, banyak
lelaki yang kontal alamat imelku, aku bales saja satu persatu untuk
membina kontak dengan mereka walaupun hampir semuanya ngajakin aku
ngentot, minta fotoku lagi telanj… ang lah, lagi dientotlah. Dari semua
yang kontak aku ada satu yang menarik perhatianku, namanya Adi dari
Denpasar.
Imelku dengan Adi selalu blak-blakan sehingga aku juga nulis apa
adanya. Adi malah ngirimi aku foto abg yang pernah dientotnya, namanya
Susan. ceweknya cantil, payudaranya besar dan jembutnya lebat. Yang
menarik buat aku usianya baru 17 tahun, tapi kata Adi binalnya luar
biasa kalau lagi dientot. Fotonya telanjang bulat dalam posisi telentang
dan ngangkang sehingga semua ‘modalnya’ terpampang dengan jelas. Tanpa
sengaja, foto Susan terlihat oleh mas Handi ketika aku diskusi dengan
dia di kantorku.
Mas Handi, customer yang akhir-akhir ini sering ngentotin aku, iseng
buka-buka komputerku, dan terlihat lah foto Susan yang sangat menantang
itu. Dia nanya kepadaku, ini foto siapa. Aku jawab itu foto cewek abgnya
chattinganku di Denpasar. Dia dengan sangat bernapsu nyuruh aku kontak
ke Adi apakah Susan bisa dia book, kalo bisa dia mau ke Denpasar sambil
melihat peluar bisnis yang ada disana. Aku bilang ke dia, aku ikutan ya.
Mas Handi gak keberatan kalau akupun ikut dengan dia, cuma dia
mengatakan kalau Susan mau dientotnya, dia sebenarnya gak perlu aku,
jadi aku harus cari kesibukan sendiri. Gak masalah buat aku kalau
demikian, kan ada Adi yang bisa aku kontak, rasanya dia gak akan
keberatan menemani aku selama ada di Denpasar. Ternyata jawaban Adi
positif, Susan bersedia menemani mas Handi selama berasa di Denpasar.
Mas Handi sangat bersemangat mengurus kepergian ke Denpasar. Akupun
kontak Adi mengenai hal ini.
Sampailah aku di Denpasar, sudah senja. Adi dan Susan menjemput kami
di airport. Susan sangat menarik, dia make kemben dan celana jin yang
ketat sehingga toketnya yang montok menyembul dengan jelas, demikian
pula pantatnya yang membulat sangat memancing gairah mas Handi untuk
segera mengentotinya. Dengan taksi, mas Handi segera memboyong Susan ke
hotel yang sudah di booknya.
Aku ditinggalkannya dengan Adi. Adi orangnya cukup ganteng, tinggi
besar dengan badan atletis. Adi mengajak aku dengan mobilnya untuk
mencari makan malam. Sambil makan malam, Adi menceritakan siapa dirinya.
Dia duren – duda keren tanpa anak – wiraswasta di Bali, seumur dengan
mas Handilah. Aku bilang apakah aku haru manggil dia mas, jawabnya gak
udahlah. Panggil Adi sudah cukup, gak usah formal. Habis makan dia nanya
aku mau kemana lagi, jawabku aku ikut kemana dia membawaku. Malah
kutambahi, Ines milik kamu selama di denpasar.
Dia tersenyum mendengarnya. “Kalo begitu, kita ke villa aja ya”,
katanya. “Vila? Diluar kota?” tanyaku. “Enggak kok, masih di dalem kota.
Vila itu gak besar tapi punya private pool sendiri. Kamu bawa bikini
gak”, jawabnya. “Bawa Di, daleman Ines juga model bikini semua, minim
dan tipis sekali”, jawabku. Aku sudah tau kemana arah perkataannya. Dia
cuma tersenyum saja dan mengarahkan mobilnya ke vila itu. Mobilnya
langsung masuk ke garasi vila, rolling door garasi pun ditutup oleh
petugas vila.
Adi mengajakku turun dari mobil, aku membawa tasku dan Adi membawa
tas yang berisi makanan dan minuman, mungkin juga pakaiannya. Vila itu
cuma satu ruang, seperti
kamar hotel
, isinya ranjang besar, lemari pakaian, meja makan dari kayu dan lemari es kecil, di ruangan lain ada pantri kecil dan
kamar
mandi. Adi meletakkan makanan dan minuman yang dibawanya di meja
pantri. Tersedia kompor gas dan peralatan masak sederhana di pantri itu.
Yang menarik, keluar dari ruang vila ada tempat terbuka yang
terlindung oleh tembok yang tinggi dan pepohonan yang sangat rindang,
sehingga privacy sangat terjamin. Ada pool kecil, semacam whirlpool
untuk berendam, dan ada gazebo yang berisi sipan tanpa matras. Disamping
dipan ada meja kecil untuk meletakkan makanan, minuman dan peralatan
kecil lainnya. “Tempatnya nyaman ya Di”, kataku.
Adi hanya tersenyum, kemudian dia masuk ke kamar mandi. Keluar dari
kamar mandi dia hanya mengenakan celana pendek yang gombrong, dia menuju
ke gazebo sambil membawa matrasnya. Matras diletakkan di dipan dan dia
berbaring sambil membuka coca cola kaleng dan meminumnya. “Ayo Nes, pake
dong bikininya, mau pake daleman bikini kamu juga gak apa”, ajaknya.
Aku segera melepaskan pakaian luarku, tinggallah aku berbalut bra tipis
model ikatan dan g string yang juga tipis. Aku keluar ruang menuju
gazebo.
Adi membelalak melihat pemandangan indah yang sedang mendekatinya.
“Nes kamu napsuin banget”, katanya. Aku duduk disebelahnya, segera aku
ditariknya hingga terbaring disebelahnya. Dan yang kurasakan berikutnya
adalah bibirnya yang langsung mencium bibirku dan melumat. Aku tergagap
sesaat sebelum aku membalas lumatannya. Aku merasakan lidahnya menyusup
ke dalam mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidahnya menari-nari
di mulutku. Napsuku naik. Sambil melumat, tangannya juga merambah
tubuhku.
Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada toketku yang masih
terbungkus bra tipis. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga
pantatku terangkat naik dari matras karena rasa nikmat yang luar biasa.
Bibirnya melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh napsu.
Dirangkulnya tubuhku, bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku,
sekaligus juga ludahku. Kemudian tangannya kembali meremasi kedua
toketku, dan dilepaskannya ikatan braku.
Ganti bibirnyalah yang menjilati dan mengemut toket dan pentilku. Aku
nggak mampu menahan gelinjang ini, rintihan keluar dari mulutku.
Tangannya turun untuk meraih g stringku. Aku makin tak mampu menahan
napsu saat jari-jari kasar itu merabai bibir memekku dari luar g string
dan kemudian mengilik itilku ..aku langsung merasa melayang karena
kenikmatan itu. Jarinya meraih memekku melalui samping g stringku. Aku
rasakan ujung jari nya bermain di bibir memekku.
Cairan memekku yang sudah mengalir sejak tadi menjadi pelumas untuk
memudahkan masuknya jari-jarinya ke memekku. Dia terus menggumuli
tubuhku dan merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia
menikmati rintihan yang keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin
memberikan sesuatu yang lain dari yang lain. Sementara jari-jarinya
terus mengilik memekku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka
dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak
terbendung lagi, cairan memekku mengalir dengan derasnya. Yang semula
satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku
terimapun bertambah. Dia tahu persis titik-titik
kelemahanku. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi.
Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di memekku, dia
berhasil membuatku nyampe. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya.
Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Pahaku
menjepit tangannya, sementara pantatku terangkat agar jarinya lebih
melesek ke memekku. Aku berteriak histeris. Kakiku mengejang menahan
kedutan memekku yang memuntahkan cairan bening. Keringatku yang mengucur
deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku
untuk mengurangi gerahnya tubuhku.
Saat telah reda, kurasakan tangannya mengusap-usap rambutku yang
basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Dia eluskan
tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki
kepalaku. “Nes, kamu liar banget deh. Istirahat dulu yaa. Aku ambilkan
minum dulu”, dia masuk kembali ke pantri untuk mengambilkan minuman. Aku
dibawakan kaleng coca cola, dibukakan dan diberikannya kepadaku. Segera
kuminum coca cola itu sampe habis. Sementara aku masih terlena di dipan
dan menarik nafas panjang sesudah nyampe tadi, dia terus menciumi dan
ngusel-uselkan hidungnya ke perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati
dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai
selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. “Masih capek Nes”,
bisiknya. “Nggak Di. Lagi narik napas saja. Tadi nikmat banget yaa
padahal kamu belum apa-apa. Baru di utik-utik saja Ines sudah
kelabakkan”, jawabku. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia
turun dari dipan. Dia lepasin sendiri celana pendeknya. aku sangat
tergetar menyaksikan tubuhnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan
otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan
otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan.
Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua pentil besar kecoklatan, sangat
menantang menunggu gigitan dan jilatan. Pandanganku terus meluncur ke
bawah. Dan yang paling membuatku terpesona adalah kontolnya yang besar,
panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan sangat menantang.
Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu mengundang untuk
diremes, dikocok dan diemut.
Sesudah telanjang Dia menarik lepas g stringku sehingga sekarang kita
berdua sudah bertelanjang bulat. “Nes, jembut kamu lebat banget, pantes
kamu tadi jadi liar”, katanya sambil mengelus2 jembutku. “Bukannya liar
Di, itu namanya menikmati”, jawabku. Aku mendorong tubuhnya hingga
terbaring di matras. Kontolnya yang keras kugelitik dengan rambutku.
Kemudian kepala kontolnya kubasahi dengan ludahku. Kuratakan ludah
dengan jariku. Dia menggeliat kegelian.
Dengan lembut kuusap seluruh permukaan kepala kontolnya yang besar,
dia melenguh karena nikmatnya. Kugenggam pangkal kontolnya dan kepalanya
yang basah mulai kujilati. Diujung kepalanya ada setitik cairan bening.
Sambil menjilati cairan bening itu, kontolnya kukocok turun naik.
Terasa agak asin. Dengan lidah kujilati kepala dan leher kontolnya,
semua daerah sensitif kujelajahi dengan lidah.
Akhirnya kepalanya kuemut dan kukeluar masukkan ke dalam mulutku.
Perutnya kuelus2, dia meremas2 rambutku. Aku terus saja mengisap
kontolnya. kontol yang Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan.
kepalaku dielus-elusnya. Dan dia menyibakkan rambutku agar tidak
menggangu keasyikanku. dengan penuh semangat aku terus mengulum
kontolnya. “Nes, nikmat banget emutanmu”, erangnya. “Kamu pinter banget
siihh”. aku terus memompa dengan lembut. Berkali2 aku mengeluarkan
kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal
kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala
itu. Dan sobekan lubang kencingnya kujilati habis-habisan. “Nes,
nikmatnya aah”, kembali dia mengerang.Rupanya dia tak tahan dengan
rangsanganku, aku ditariknya dari kontolnya, dibaringkannya dan kembali
mulutnya mengarah ke memekku. Dengan lembut dia menjilati daerah
sekeliling memekku, pahaku dikangkangkan supaya dia mudah mengakses
memekku. “Di…”, ganti aku yang melenguh keenakan.
Lidahnya makin liar menjelajahi memekku. Bibir memekku dikuakkan
dengan jarinya dan kembali itilku yang menjadi sasaran lidahnya. Aku
makin menggelinjang gak karuan. Napasku menjadi gak teratur, “Di ..,
Ines dientot dong”, erangku. Dari memekku kembali membanjir cairan
bening. Dia menjilati cairan itu. Badannya kutarik, dia segera
menempatkan kontol besarnya di bibir memekku. Pelan2 dimasukkannya
sedikit demi sedikit, nikmat banget rasanya kemasukan kontol yang gede
banget. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, mula2 pelan dan
makin lama makin cepat sehingga dengan satu hentakan keras, kontolnya
sudah ambles semuanya di memekku, “Aah, Di”, erangku lagi.
Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan cepat,
sehingga akhirnya memekku makin berdenyut mencengkeram kontolnya dengan
keras. “Di, terus yang cepat Di, Ines mau nyampe, aah”, erangku dengan
liar. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya sampe akhirnya, “Aah Di,
Ines nyampe…”, kembali aku berteriak. Dia menghentikan enjotannya.
Kembali aku dibelai2 dan bibirku diciumnya dengan mesra. “Di nikmat
banget dientot ama kamu, baru sebentar dienjot, Ines dah nyampe,”
kataku. Dia mencabut kontolnya dan minta aku nungging Segera
ditancapkannya kembali kontolnya di memekku dari belakang.
Pinggulku dipeganginya sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk
dengan cepat, rasanya kontol panjangnya masuk lebih dalam lagi ke
memekku, nikmat banget rasanya. Dia rupanya ingin merasakan macem2 gaya
ngentot, segera dia telentang dan minta aku yang diatas. Aku menancapkan
kontolnya dimemekku dan kuturunkan tubuhku sehingga kontolnya kembali
ambles di memekku. Aku emnggerakkan pinggulku turun naik dan juga dengan
gerakan memutar. Dia meremas2 toketku dan memlintir pentilku.
Aku membungkukkan badanku sehingga dia bisa mengemut pentilku,
sesekali digigitnya pelan, aku menjerit2 karena nikmatnya. “Nes, aku dah
mau ngecret, didalem boleh gak”, katanya sambil terus meremes toketku.
“Ngecretin didalem aja Di, biar lebih nikmat”, jawabku sambil terus
menaik turunkan pinggulku mengocok kontolnya yang ambles di memekku. Aku
kembali membungkuk, kali ini bibirnya kucium dengan ganas. Dia
memegangi pinggangku.
Gerakan pinggulku makin cepat, aku juga merasa akan nyampe lagi.
Memekku terasa berdenyut2, “dia aku mau nyampe juga, bareng ya Di”,
kataku terengah. Terus kugerakan pinggulku naik turun dengan cepat sampe
akhirnya pejunya muncrat menyembur2 didalam memekku.
Bersamaan dengan ngecretnya dia, akupun nyampe kembali’ “Di,
nikmatnya..”, erangku. Aku menelungkup lemas dibadannya, dia memelukku
dan mengecup bibirku, sementara kontolnya masih nancap di memekku. “Di
lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”, kataku. “ini baru ronde
pertama lo Nes”, jawabnya. “Ines mau kok kamu entotin sampe pagi”,
kataku. “Kita kedalem yuk”, katanya. Dia mendorongku bangun sehingga
kontolnya tercabut dari memekku. Kita segera pindah kedalam.
Aku berbaring kelelahan diranjang. DIa berbaring disebelahku,
kayaknya dia belum puas karena tangannya kembali meremas toketku. “Kamu
seksi banget ya Nes, toket kamu besar dan kenceng. Jembut kamu lebat
banget, aku suka ngentot ama yang jembutnya lebat. Mana memek kamu
kenceng banget empotannya, aku mau ngerasain lagi ya Nes”, katanya dan
dia kembali mencium bibirku.
Dia bangun dan segera mengarah ke memekku, dia tau titik lemahku ada
dimemekku. Lidahnya kembali menjilati memekku. Ujung lidahnya kembali
menelusup masuk ke memekku. Rambutnya segera kuremas2 dan kutekankan
kepalanya supaya lidahnya lebih masuk lagi ke memekku. Pantatku
menggelinjang naik keatas. Dia terus saja menggarap memekku,pahaku dipeganginya erat2 sehingga aku sulit untuk bergerak2, aku
hanya bisa mendesah2 kenikmatan. Rupanya desahanku merangsang napsunya
sehingga segera dia melepaskan memekku dan menaiki tubuhku. “Di, kamu
kuat banget sih. Baru aja ngecret udah pengen masuk lagi”, keluhku. Dia
tidak menjawab.
Digenggamnya kontolnya, diarahkan ke memekku. Aku menggelinjang saat
kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir
memekku. Kepala kontolnya menguak gerbang memekku. Memekku langsung
menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya. Uuhh
.. aku merasakan nikmat desakan kontol yang hangat panas memasuki
memekku.Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Kontol panas
itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya.
Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Kemudian dia mulai
melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya
pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan
frekuensi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara
reflek. Saat dia menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil
sedikit ngebor. Dan saat dia menusukkan kontolnya, pantatku cepat
menjemputnya disertai goyangan igelnya.
Demikian secara beruntun, semakin lama makin cepat.Toketku
bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku bercampur keringatnya
mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan matanya
sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya.
Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut
berderak-derak. “Nes, nikmat banget deh memek kamu”, dia melenguh. “Iya
Di, kontol kamu enak banget, Panjangg .. Uhh gede banget.” Posisi nikmat
ini berlangsung bermenit-menit.
Kulihat tubuh kekar nya tampak berkilatan karena keringatnya.
keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan
akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas kumainkan pentilnya
yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Tambah buas
gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan tangannya
meremes2 toketku. Pada akhirnya, setelah sekian lama dia mengenjot
memekku dan aku nyampe 2 kali secara berturut2, kontolnya terasa
berdenyut keras dan kuat sekali..
Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku
rasakan memekku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Pejunya
kembali berkali-kali ngcret di dalam memekku. Uhh .. Aku jadi lemes
banget. “Di, Ines lemes Di, tapi nikmat banget. Istirahat dulu ya Di”,
kataku. Aku langsung terkapar di ranjang dan tak lama kemudian aku
tertidur.
Pagi hari. Aku terbangun karena ada ciuman di bibirku. Diluar udah
terang. Dia sedang mencium bibirku. Aku menyambut ciumannya, kayanya
sarapan pagiku ya dientot lagi. wajah kami sama-sama maju saling
berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama
kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan dia saling menghisap lidah
dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.
Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan nya mulai
beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut.
Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Kembali dia melepas bibirnya
dari bibirku. satu tangannya masih terus membelai pahaku, akupun
terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan
tubuhnya miring di sisiku. Dia mencium bibirku kembali, yang serta
merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya.
Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang
mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai memekku. “Mmhh..
Di” desahku disela2 ciuman panas kami. Dari mencium bibirku, lidahnya
mulai berpindah ke telinga dan leherku, dan kembali lagi ke bibir dan
lidahku.Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku
terpancing menjadi semakin bernapsu, sampai akhirnya ia mulai memainkan
tangannya meraba2 toketku, pentilku yang saat itu sudah tegak mengacung
digesek2nya.
Diciuminya toketku, kemudian mulai menjilati pentilku. “Ooohh..
sshh.. aachh.. Di..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu
lidahnya yang basah dan kasar menggesek pentilku yang terasa sangat
peka. Dia menjilati dan menghisap toket dan pentilku di sela-sela desah
dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangannya. Dia melepas
pentilku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku, dan mulai menciumi
pahaku.
Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan
rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya
di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan
jilatannya yang sesekali melibas bibir memekku.
Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan
gejolak napsu. Dia mengalihkan jilatannya kejembutku yang telah begitu
basah penuh lendir memekku. “Di .. ohh..” lenguhku. Lidahnya melalap
vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh itilku. Dia menghentikan
jilatannya dan berlutut di depanku. Memekku terasa panas, basah dan
berdenyut-denyut melihat kontolnya yang tegang besar kekar berotot.
Dia membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu di
turunkannya pantatnya dan menuntun kontolnya ke bibir memekku. Terasa
sekali kepala kontolnya menembus memekku.”Hngk! Besaar..sekalii..Di,”
erangku. Tanpa terburu-buru, dia kembali menjilati dan menghisap
pentilku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan
menggesekkan giginya pada pentilku, tak sampai menggigitnya, lalu
kembali menjilati dan menghisap pentilku, nikmat banget rasanya,
sementara setengah kontolnya bergerak perlahan dan lembut menembus
memekku.
Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, membuat
lendir memekku semakin banyak meleleh di memekku, melicinkan jalan masuk
kontol berototnya ini ke dalam memekku tahap demi tahap. Lidahnya yang
kasar dan basah berpindah-pindah dari satu pentil ke pentil yang lain.
“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. Di. masukin kontolmu yang dalaam..!
oouch..niikmaatnya!” erangku. Seluruh rongga memekku terasa penuuh,
kurasakan begitu nikmatnya dinding memekku digesek kontolnya yang keras
dan besaar..! Akhirnya seluruh kontolnya yang kekar besar itu tertelan
kedalam memekku. Terasa bibir memekku dipaksa meregang, mencengkeram
otot besar dan keras ini.
Melepas pentilku, dia mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, “..oouch.
niikmaat..Di..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan
ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang
berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin
tersengal2 diselingi desah desah penuh kenikmatan. “hh.. sshh.. hh..
Di..oohh ..suungguuhh.. niikmmaat.” lidahnya kembali menari di pentilku.
Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas
rambutnya. Kontolnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot
memekku dan menggesek dinding memekku yang mencengkeram erat. Hisapan
dan jilatannya pada pentilku pun semakin cepat dan bernapsu. Seluruh
tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan. Desahanku sudah
berganti dengan erangan liar, “Ahh.. Ouchh.. entootin Ines terus Di, ..
genjoott.. habis memekku..!! genjoott.. kontolmu sampe mentok..!!”
Ooohh.. Di.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!”
mendengar celotehanku, dia
berubah menjadi semakin beringas, kontolnya makin cepat dienjotkan
keluar masuk memekku. Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang
kenikmatan melanda seluruh tubuhku ”Ngghh.. nghh .. nghh.. Di.. Akku mau
nyampe..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil
memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, dia
mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi
perlahan sambil menekan kontolnya dalam2 dengan memutar mutar keras
sekalii..
Itilku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. “..aacchh.. Di..
niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilkuu..!!” Akhirnya aku nyampe, kupeluk
tubuhnya erat sekali. wajahnya kuciumi sambil mengerang2 dikupingnya
sementara dia terus menggerakkan sambil menekan kontolnya secara sangat
perlahan. tubuhku yang terkulai lemas dengan kontolnya masih di dalam
memekku yang masih berdenyut-denyut. Tanpa tergesa-gesa, dia mengecup
bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan
kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat.
Ia sama sekali tidak menggerakkan kontolnya yang masih besar dan
keras di dalam memekku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku
yang terengah-engah. Setelah aku kembali “sadar” , aku pun mulai
membalas ciumannya, sehingga dia kembali memainkan lidahnya pada lidahku
dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Napsuku kembali
terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku
perlahan-lahan, menggesekkan kontolnya pada dinding memekku.
Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar. Genjotan kontolnya
pada memekku mulai cepat, kasar dan liar. Lalu dia memintaku untuk
berbalik, sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap
mukanya sayu sambil memelas “Di..masukin kontol gedemu dari belakang
kelobang memekku..” Dia pun menatap bokongku. Sambil memegang kontolnya
disodokannya ketempat yang dituju ”Bleess..” ..Ooohh. Di.. teruss..
yang.. dalaam..!”! terasa besar dan panjang kontolnya menyodok memekku,
terasa sekali gesekannya di memekku yang menyempit karena tertekuk
tubuhku yang sedang menungging ini.
Dia menggarapku dengan penuh napsu, tubuhku kuayun ayunkan maju
mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya
sehingga kontol yang besar dan panjang itu lenyap tertelan memekku.
“Hngk.. ngghh..Adi..Ines mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh
panjang, aku nyampe lagi. Kudorong pantatku ke belakang keras sekali
menancapkan kontolnya yang besar sedalam-dalam2nya di dalam memekku,
terasa memekku berdenyut2 mengempot kontol besarnya. Setelah mengejang
beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas
dipelukannya yang menindih tubuhku dari belakang.
Berat memang tubuhnya, namun dia menyadari itu dan segera
menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat
bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa
kepuasan. Dia memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa
semakin nyaman dan puas. “Nes aku belum ngecret..! tolong isepin
kontolku dong..!” tanpa sungkan lagi kuemut kontolnya, kujilati biji
pelernya, bahkan selangkangannya ketika kulihat dia menggeliat geliat kenikmatan,
“..Ohh Nes.. nikmat sekalii.. teruss .. lumat kontolku iseep yang
daleemm.. ohh..” dia mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah
saja mengemut kontolnya yang besar. untuk makin merangsang dirinya aku
merangkak dihadapannya tanpa melepaskan kontolnya dari mulutku,
kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak2 kebelakang. benar
saja melihat gerakan erotisku dia makin mendengus2.
Emutanku makin beringas, kontol yang besar itu yang menyumpal
mulutku, kepalaku naik turun cepat sekali, dia menggelinjang hebat.
akhirnya kurasakan memekku ingin melahap kembali kontolnya yang masih
perkasa ini, dengan cepat aku lepas kontolnya dari mulutku langsung aku
merangkak ke atas tubuhnya kuraih kontolnya lalu kududuki sembari ku
tuju ke memekku.
Bleess.. “..Ooohh..Nes..masuukin kontolku semuanya..!!” dia
mengerang. kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat
pantatku lalu kujatuhkan dengan keras sehingga kontol yang besar itu
melesak dalaam sekali.. “..aachh.. Nes.. putaar..habiisiin
kontoolku..eennakk.. sekaallii..!!” gilirannya merintih mengerang bahkan
mengejang-ngejangkan tubuhnya.
Kugenjot bahkan sambil menekan keras sekali pantatku. Kontolnya
kugenjot dan kupelintir habis, bahkan kukontraksikan otot2 memekku
sehingga kontol yang besar itu terhisap dan terkenyot didalam memekku.
Dia menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas
pantatku keras sekali, kutekan lagi pantatku lebih keras, kontolnya
melesak seluruhnya bahkan jembutnya sudah menyatu dengan jembutku,
itilku tergencet kontolnya.
Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, biji pelernya kuraih dan
kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess.Nes”, dia membelalakan matanya.
lalu dia bangkit, dengan posisi duduk ia mengemut toketku… aachh tubuhku
semakin panaas.. kubusungkan kedua toketku. “..Emut pentilku.. dua.
duanya.. ..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! erangku. “..Ooohh.. Nes..
nikmatnya bukan main posisi ini..! kontolku
melesak dalam sekali menembus memekmu..!” dia mendengus2. kurasakan
kontolnya mengembung pertanda pejunya setiap saat akan meletup, “..Ohh..
sshh..aahh.. Di ..keluaar.. bareeng..”, erangku lagi.
“..iya..Nes..aku…udah mau ngecret”. tubuhku mengejang ketika kurasakan
semburan dahsyat di dalam memekku, “..aachh. jepiit kontoolku.. yeess..
sshh..oohh..nikmaatnya.. memekmu Nes..!!” dia mengecretkan pejunya di
dalam memekku, terasa kental dan banyak sekali.
Akupun menggelinjang hebat, “..Nggkkh..sshh.. uugghh.. Di.. teekeen
kontoolmu.. sampe mentookkhh.. aarrgghh..!! Kutekan kujepit kekepit
seluruh tubuhnya mulai kontolnya, pantatnya, pinggangnya bahkan dadanya
yang kekar kupeluk erat sekali. Seluruh pejunya kuperas dari kontolnya
yang sedang terjepit didalam memekku. Nikmatnya sungguh luar biasa.
Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, tubuhku terasa lemas
sekali. “Di, sarapan ini lebih nikmat dari semalem, Ines mau lagi dong”,
kataku. “Iya Nes, kamu mau gak jalan2 sama aku keliling Bali.
Kamu bilang aja ke mas Handi kamu mau pulang sendiri. Tiketmu diubah
saja tanggal pulangnya, kamu pulang sendiri aja ke Jakarta. Kita kan
bisa jalan2 sambil ngentot sepuasnya. Mau ya Nes”, dia membujukku. Aku
tergiur juga dengan ajakannya. Aku memberitahukan hal itu ke mas Handi
dan dia sama sekali tidak keberatan. Aku tinggal selama beberapa hari di
Bali, menikmati pemandangan yang indah dan tentu saja menikmati kontol
Adi yang nikmat banget.
Belum ada tanggapan untuk "INES, SUSAN DAN ALDI"
Posting Komentar