Selasa, 14 Juli 2015

NIAT COMBLANG, AKHIRNYA THREESOME





CERITA DEWASA | CERITA MESUM | CERITA SEX | CERITA PORNO | FOTO PORNO
Sebelumnya perkenalkan diriku bernama Athi, karena aku keturunan Betawi aku suka dipanggil dengan nama Neng Athi. Aku saat ini ingin bercerita akan pengalamanku yang kejadiannya sudah sangat lama tapi hingga saat ini masih sering teringat dalam pikiran ku, mungkin sudah sekitar 4 tahun yang lalu aku mengalaminya. Kejadian ini terjadi sekitar bulan maret 4 tahun lalu, saat itu setelah lama tidak bertemu ada seorang teman lama menelponku sambil menangis.

“hiks,, hiks,, Neng tolong Wiwi,,”, terdengar suara isak tangisnya di telponku.
Mendengar temanku menanggis aku jadi bingung dan menanyakan kenapa dia menangis dan minta tolong apa, “Iya wi,, ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba menangis seperti ini”, jawabku.
“hiks,, hiks,, Neng apa aku bisa minta tolong untuk pinjam uang, aku butuh uang saat ini neng pleasee,, hiks,, hiks,,??, tangis wiwi kepadaku.
“Pinjam uang?? buat apa si wi,,” tanyaku kembali ke Wiwi.
“Aku perlu untuk membayar sesuatu Neng, tolong Wiii,, hiks,, hiks”, dia menjawab menjelaskan detailnya kepadaku untuk keperluan apa hingga dia menangis seperti itu.
Namun akupun tidak terlalu ingin lebih tau lebih jauh karena sepertinya Wiwi enggan menceritakan permasalahanya kepadaku saat ini.
“Memang kamu perlunya berapa wi”, tanyaku kembali.
“2 juta,,” Wiwi menjawab.
“Woooww”, pekik ku dalam hatii,
“Maaf wi, aku juga lagi ngak punya duit wi kalau sebanyak itu”, mendengar jawabanku itu meledaklah tangisan Wiwi sambil berkata,
“toolong neng cariin, Wiwi perlu banget”, tangisnya kepadaku dengan nada memelas.
“haah,,” aku sedikit menghela napas
“Ok wi,, kasih waktu 2 hari yaa, aku coba hubungin teman mungkin nanti dari sana aku dapat pinjaman untuk kamu,” aku menjawab sekenanya untuk membuat wiwi berhenti menangis dan itulah penutup pembicaraan kami.
Setelah 2 hari wiwi kembali menelepon ku lg, “gimana neng sudah ada kabar ga?? perlu banget neng,”.
“haah gilaa,,,” gumamku, aku pikir setelah 2 hari wiwi ngak inget lagi atau dia sudah mendapat pinjaman yang lain ternyata dia inget banget.
Aku juga bingung sebenarnya karena aku memang sudah coba tanya teman tapi semua memberi jawaban yang sama, “ga adaa yg lg pegang uang,”
“Waduh wi sorry banget ya,, neng coba pinjam tapi ga adaa yg pegang duit wi”, aku coba memberi alasan kepada wiwi dan meledaklah tangisnya
“Waduh pusing juga neh,” aku jadi stress sendiri kalo gini bhatinku.
Akhirnya untuk coba mencairkan suasana aku menyeletuk sambil bercanda, “Wii,, kalau uang halal ngak adaa kalau uang haram mau ga, hahaha,, ” bercanda ku kepada wiwi agar dia berhenti menangis.
Tapi aku salah menduga ternyat dengan antusias dan putus asa wiwi menjawab “Wiwi ngak peduli mau uang halal atau haram ngak jadi masalah tolong cariin neng karena dead line Nya 3 hari lg”
“Waduuh” gumamku bikin tambah pusing nih mulut kadang keceplosan.
“Oke tar Neng kabarin”, janjiku kepada wiwi
Dengan nada girang wiwi menjawab, “wiwi tunggu ya neng and thanks ya sebelumnya”.
Akhirnya selesai ditelpon oleh wiwi aku coba mengingat ingat siapa orang yang bisa aku hubungi. Tidak lama aku teringat sama seorang pria sebut saja om bal, aku kenal dia waktu lagi ada pameran produk dari perusahaan tempat aku kerja, om bal ini bekerja di sebuah BUMN dan kebetulan saat itu perusaahanku mengikuti pameran produk yang diselanggarakan oleh instansi tempat dia berkerja. Om bal ini sangat sering menelepon ku sejak perkenalan di pameran itu dan sering mengajak aku jalan tapi semua aku tolak dengan halus, entah kenapa sekarang cuma dia yang ada di pikiran ku.
Aku akhirnya coba memberanikan diri mengirimnya sms hanya untuk berbasa-basi. Karena siapa dia lagi berada dijakarta,
“hai apa kabar om bal”, itulah isi dari sms yang aku kirimkan.
Cukup lama juga akhirnya dia membalas sms yang sudah aku kirimkan “hai neng pa kabar dah lama neh ga pernah angkat telepon aku eh sekarang sms waduh kaya mimpi”
Waduh mampus pikirku, ketahuan nih aku modus Nya. Tapi sudahlah terlanjur basah akhirnya aku coba beranikan diri untuk membalas kembali,”baik om bal,om aku ada perlu neh, bisa bantu aku ngak”.
Tidak lama setelah aku kirim SMS yang kedua hapeku berdering dan akun liat itu dari Om bal.
“Halo,,” jawabku dengan sedikit gugup karena modusku sepertinya telah dia ketahui.
“Ya halo neng sayang, apa yang bisa om bantu,”balasnya menjawab ku ditelpon.
Akhirnya aku pun coba menceritakan soal Wiwi temanku dan permasalahan yang sedang dia hadapi.
Setelah aku ceritakan panjang lebar om bal menyahut, “Ok neng aku bantu,, tapi ada syaratnya”
Waah seperti yang aku duga sebelumnya om satu ini pasti mau bantu dengan syarat bathinku, “apa om syaratnya??” tanyaku ke om bal dengan pura-pura bodoh, padahal aku sudah tau pasti tidak jauh dari masalah selangkangan.
“Syaratnya aku akan bantu asal temennya mau nemanin aku di hotel,” mendengar itu aku tersenyum sendiri karena dugaanku tepat. “Kebetulan aku ada waktu besok cuma 3 jam sebelum berangkat ke Singapore, hotel kamu yang boking ya neng ntar aku transfer duit nyaa tapi sms no rek kamu ya,” sambungnya lagi.
“oke bos” jawabku girang karena berhasil mendapatkan bantuan untuk wiwi dan langsung aku sms no rekening ku ke dia.
Setelah aku sms om bal aku segera telpon wiwi dan kasih kabar ini kepadanya.
“Halo,, wi,, aku sudah mendapatkan orang yang mau membantumu, tapi kamu harus layanin dia diHotel besok pagi’, segera aku sampaikan apa tadi syarat yang diberikan om bal kepadaku.
Hanya basa basi karena wiwi pasti tidak akan menolak tawaran om bal ini, dan benar wiwi tertawa dengan girang dia bilang terima kasih kepadaku, “mau neng, mau,, wiwi bakal terima syaratnya,, makasih ya neng”, akhirnya kami pun janjian jam 10 pagi ketemu di lobi sebuah hotel untuk bertemu dengan om bal.
Pagi harinya aku segera ke ATM untuk mengambil uang transferan si om buat boking hotel seperti yang dia janjikan, aku melihat jam yang ada di hape ku
“hmm sudah jam 10 kurang”, gumamku. Aku kemudian melonggok kedalam lobby hotel dan kulihat si wiwi sudah adaa di lobi hotel.
“Neng,,”, panggilnya kepadaku sambil tersenyum. Wiwi menghampiriku, sambil menjitak kepalaku dia berkata “makasih ya neng”.
Aku pun segera keresepsionis dan melalukan cek in kamar atas namaku, selesai cek in dan mendapatkan nomor kamar aku segera SMS om bal nomor kamar yang sudah aku bookingkan untuk mereka berdua. Sembari menunggu kedatangan om bal aku bersama wiwi mulai berjalan menuju kamar dan memesan minum serta cemilan dan sambil sambil menunggu kedatangan om bal.
Setelah 30 menit waktu berselang pintu kamar hotel ada yang mengetuk “took,, tok,, tok,,”
“Ya sebentar,” jawabku sambil menuju ke arah pintu kamar untuk membukanya. Setelah kubuka ternyata benar yang datang adalah Om bal.
Segera om bal pergi masuk kedalam kamar, sambil masuk kedalam kamar dia memeluk dan mencium pipiku dan dengan nada bercanda aku berkata “aduh om yang seharusNya di sosot tuh teman aku si wiwi bukan neng,aduh salah neh,,”
Mendengar candaan ku dengan genitnya om bal mencubit pipi ku dan tertawa, Aku pun segera mengenalkan Wiwi kepadanya.
“Wi ini kenalin om bal yang tadi aku ceritakan ke kamu, ayo sini jangan malu-malu gitu”, tanganku menarik tangan wiwi untuk bersalaman dengan om bal.
“Bagaimana om bal, kok malah bengong gitu,” tanya ku kepada om bal yang terdiam ketika melihat perawakan tubuh wiwi yang walaupun bertubuh lebih kecil dariku hanya 160 cm tapi dengan besaran Cup payudaranya yang berukuran 38 B itu pria mana yang tidak akan kehilangan kata-kata melihatnya.
“Hayoo,, malah bengong,, tutup tuh mulutnya ntar ada laler yang masuk hihihi,” candaku kepada om bal yang terlihat bernafsu melihat wiwi.
“Eh iya.. ya,,” jawab om bal gugup.
Setelah kenalan dan berbasabasi sebentar om bal duduk di samping wiwi sambil tangannya kulihat sedang bergerilya dada wiwi, aku hanya tersenyum saja melihatnya, sepertinya om bal lupa kalau aku masih ada didalam kamar itu.
Kamar yang aku pesan tadi memang kebetulan kamar doubel bed, jadi saat om bal dengan penuh nafsu meremas remas dada wiwi di bed satu lagi aku masih duduk dihadapan mereka yang berada, setelah suasana semakin memanas aku permisi mau nunggu di lobi.
“Om,, wii,, aku ga enak nih takut ganggu,,” aku ke lobi dulu ya.
“Jangan neng,, temenin aku disini,, aku masih takut,,” cegah wiwi yang tidak mau di tinggal olehku.
Mendengar permintaan wiwi itu aku malah jadi bingung dan melihat ke Om bal.
“Udah neng kalo wiwi maunya seperti kamu disini aja ya buat nemenin dia,” pinta om bal kepadaku sepertiny si om juga tidak keberatan dengan permintaan wiwi itu.
“haah,, wiwi kamu ini aneh,, aneh saja,,” aku menghela napas panjang, dan akhirnya aku duduk diam dikamar dan mengambil remote Tv dan menghidupkannya.
Sambil menonon TV, aku sempat melirik kearah wiwi dan om bal. Kulihat wiwi yang lagi asik mengoral kontolnya si om. “wih gede juga panjang agak bengkok lagi,” aku membathin dan berdecak melihatnya.
Aku mencoba memalingkan pandangan ku kelayar TV kembali tapi kembali konsentrasi ku hilang ketika aku mendengar desahan si om yang ke enakan.
“Aaahh,, uuhh,, terus wi enak banget mulut kamu”, desahnya
“Uhh,,, iya wi trus,, aah,,” desahan itu terus berlanjut membuat ku kembali melirik kearah mereka.
Namun kali ini lirikan ku kali ini ketahuan om bal dan dia mulai menggodaku, “kenapa neng,, kok lirik-lirik mau juga ya??”
“Idiih,, enak aja,,” aku membalas godaanya dan dengan bercanda aku berkata “aku Cuma mau bilang om ko di oral tapi masih pada pakai baju sih,ga enak dong”
Om bal tertawa mendengar candaan ku dan sambil menarik tangan ku di bilang “neng yg bukain baju aku dong”
“Wah om kalau pakai asisten bayarannya beda nih” candaku. Tapi tetap aku melepaskan baju, celana sampai sempaknya dan kugantung dilemari.
Wiwi yang melihatku melepas pakaian om bal ikut-ikutan memintaku hal yang sama “neng wiwi juga dong neng sekalian, kan neng asisten wiwi”
“Sialan,ya udah lah aku gantung juga baju,celana dan under wear Nya kamu wi,, sini,,” sambil bercanda ku tepak pantat si wiwi ketika melepas underwearnya.
“Wii,, kalau main yang hot dong,, masak kalah sama anak SMP ” ledekku ke wiwi.
Kontan si wiwi cemberut dan si om ketawa terbahak-bahak, “iya niih malu kali adaa kamu neng”
“Wah kalau malu malah aku tinggal ke lobi loh wi, bikin malu aja, rekomendasi aku tuh kamu main nyaa hot” sambilku colek kontol si om yang lagi di oral oleh wiwi, jujur saat itu akupun merasa penasaran dengan kontol Om bal.
Merasa di ledek si wiwi menjawab “Okay,, Wiwi mainnya yang hot,, biar ntr neng juga horny liat nya”
“hahaha,, coba aja kalau bisa,” ejekku sambil bercanda ke wiwi.
Tidak lama dari ledek-ledekan dan candaan tadi, benar saja setelah itu wiwi dan om bal berciuman dan saling main lidah.
“glekkk,,” melihat adegan itu aku tanpa sadar menelan ludah.
Setelah puas berciuman aku melihat om bal menjilati lehet wiwi, dia mencium dan dan menjilati leher wiwi hingga kepundaknya. “Uhhh,,, ooh,,” aku mendengar suara wiwi mendesah nikmat saat om bal melakukan itu.
Dari leher dan pundak ciuman om bal mulai perlahan tapi pasti mendarat di dada wiwi yang super besar. Dadanya yang berukuran 38 B itu seakan menantang untuk dijamah dengan pentil yang sudah tegak menantang
Dengan rakus om bal menyedot dan memainkan lidah didada wiwi, “Uhh, Enakk omm,, Ehmm,,” wiwi terus mendesah.
Om bal terus memainkan lidahnya di dada wiwi dipentilnya , aku melihat om bal menghisap dan bahkan menggigit pentil wiwi, “Argghh,,, enak omm,, trus om,,” wiwi terus meracau keenakan.
“Uuuh,, terus om,, remas oom,,” seakan sudah lupa keberadaan ku disana wiwi terus mengerang keenakan.
Aku melihat tangan om bal mulai mengelus-elus memeknya wiwi yang berbulu lebat. “Aahhh,, enak oomm,,”desar wiwi saat jari-jari om bal mulai memainkan memeknya.
Wiwi trus mengelinjang dan mendesah, “Ahhh,,, nikmat om,, enak banget,, trus oomm,,”
Mendengar desahan wiwi dengan semangat 45 om bal terus menghisap pentil si wiwi dan tangannya semakin cepat mengocok memek wiwi sampai terdengar bunyi keciprak..
“Clapp,, clapp,,”, memek wiwi bunyi berkeciprak karena rangsangan luar biasa hingga menjadi sangat basah.
Tanpa sadar aku mulai meremas dan memegang memekku sendiri, “Ehmm,,” aku mendesis karena merasa horny.
Setelah 10 menit om bal melakukan foreplay dan rangsangan di dada dan memek wiwi, 2 titik wilayah kenikmatan seoarang wanita. Wiwi akhirnya mulau mengejang bibirnya mulai meracau tidak jelas “Oouugh.. om,, Enak,, Omm,, trus,, Arrrgghh,, Om trus,, wiwi mau keluar Aauchhhhhhhhhhhh,,” diiringin dengan teriakan panjang aku melihat badan wiwi mulai mengejang sambil menjambak rambut om bal.
“Hmmphh,,” tenggorokanku menjadi kering melihat wiwi yang orgasme. Aku hanya bisa melirik dan menahan nafas.
“Gila live show Nya panas, wiwi yang puas aku yang panas dingin”, aku membathin kesal.
Aku kembali melirik mereka berdua dan aku lihat om bal kembali beraksi, dia menarik menarik badan wiwi keatas badannya dan membenam kan muka wiwi k selangkanganya mereke melakukan posisi 69.
Wiwi yang sudan mulai bernafsu mengerti apa yang diinginkan om bal, dengan nafsunya yang sedang naik sampai puncaknya aku meliha wiwi langsung dengan nafsunya mengoral kontol om bal, dia menjilati kontolnya dari ujung lobang kencingnya sampai ke buah zakarnya om bal.
“Ouuhhhhh….”, aku mendengar om bal mendesah rupanya wiwi sudah melancarkan serangannya disekitar selangkangannya, menjilati dan bahkan menghisap daerah sensitif om ba..
“akhhhh….ouffffhhhhh….” om bal terus mendesah keenakan saat kontolnya dihisap bak seekor anjing yang baru menemukan tulang diantara sampah oleh wiwi… “ternyata wiwi bisa ganas kek ini juga,” aku membathin.
“Uhhhh,,, Ehmmm,,” semakin lama memekku semakin berdenyut dan basah melihat om bal dan wiwi.
“Ouhh,, Enak wi terus,, terus”, aku semakin horny mendengar desahan om bal, aku lihat wiwi terus mengemut kontol om bal, sedotan dan kocokan mulut wiwi membuat si om menarik nafas ke enakan.
Tidak mau kalah Om bal pun menjilati dan menciumin Memek wiwi “Hmmm,, memek mu harum juga wi” puji om bal ke wiwi.
Aku melihat wiwi tersenyum dipuji seperti itu oleh om bal, “Iyaa omm, jilatin memek wiwi om,,”
Aku menjadi penasaran dengan pujian om bal dan ku lirik memeknya wiwi, ternyata walau berbulu lebat , bulu memek wiwi tertata indah dan rapi. Aku lihat om bal penuh gairah yang semakin menjadi menusuk-nusuk lidahnya kememek wiwi, menciumnya, menjilatinya, dan bahkan mengisapi cairan-cairan yang mulai menumpah membasahi memek wiwi tersebut.
“Uhhmm,, Ahh,,” wiwi mendesah menikmati perlakukan om bal kedirinya.
Aku melihat wiwi juga kembali melancarkan serangan ke om bal seakan tidak mau kalah. Selain mengocok kontol om bal, wiwi juga terlihat terlihat tidak jijik menjilati anus om bal.
“hmm,, aah,,” aku semakin tidak bisa mengontrol diriku, ternyata wiwi bisa juga seliar ini pikirku, dan dia berhasil membuatku semakin merasa horny.
Wiwi dengan semakin gencar melakukan kocokan batang kontolnya om bal hingga membuat si om bergetar badannya.
Aku lihat kontol om bal menjadi sangat tegang, mengkilat karena basah oleh air ludah wiwi yang baru saja mengulumnya. Aku melihat wiwi berinisiatif naik ke atas badan om bal dan mulai memasukkan kontol om bal kedalam memeknya.
‘Uhhmm,,,” Wiwi mendesah begitu kontol om bal mencoba memasuki rongga memeknya.
“Ahhhffff…ouhhh…” desah wiwi, kemudian kembali ia menarik tubuh om bal kearah tubuhnya serta mengarahkan kontolnya ke “gawang” kenikmatannya.
“Blessshhhh….” kontol om bal sudah berada di memek wiwi, aku melihat wiwi pun meremas dadanya dan menggonyangkan pantatnya. Om bal mencoba mengimbangi wiwi dengan membantu gerakan maju mundur.
“Ahh,,,” desah wiwi sambil mulai menggoyang pantat dan pinggulnya, naik dan turun,kadang kedepan dan kebelakang,
“Claapp,, clapp,,” suara kelamin yg ketemu bersuara, tercium sensasi aroma khas wanita dah Wiwi mendesah dan nafas mereka sama2 terdengar ngos2an.
“Sleeppsss…slupppss…ahhhhh” desah wiwi saat om bal menginstruksikan padanya untuk mempercepat gerakan.
“Ohhhh… ahhhh..yaaa” desah wiwi.
“Ayo dong wiii dipercepat lagi gerakannya…ohhh… dah mau keluar nih” pinta om bal.
“Iya om wiwi juga mau keluar nich..oh..ouw”, racau wiwi menahan nikmat.
“Tahan wi aku juga mau keluar, bareng-bareng” teriak om bal
Mereka berpelukan sambil terus menggoyang pinggul dan pantatnya dengan tempo semakin lama semakin ceatt
“Aahhhrggg,,,,,,, Wiiiiiiiii,,,, Ooomm,,,,,, Aaaaaahh” Keduanya mengerang bersamaan sambil berpelukan dan sedikit demi sedikit erangan itu mulai mereda.
“Uhh,,” aku terus mengelus memekku sendiri melihat mereka mencapai. Tapi aku tidak peduli, aku ingin ikut bergabung tapi aku masih gengsi keinginan akan seks dan harga diriku saling berkecamuk dalam bathinku.
Setelah mereka sedikit segar setelah klimaks yang dasyat yang baru saja mereka dapatkan wiwi bangkit dan berjalan kekamar mandi sambil tertawa dan berkata “betah banget neng cuma ngeliat doang, mau gabung ngak si om kontolnya gede banget, enak neng”
“Uhhh,,” aku yang masih mengelus-elus memekku dan meremas dadaku sendiri. Jadi kehilangan akal karena ditantang seperti itu oleh wiwi.
“Ok ronde ke 2 neng gabung tapi om bayarannya nambah dong masa beli 1 gratis 1. kaya d mini market”, candaku ke pada om bal, tentu itu hanya taktikku. Aku tidak mau dibilang cewe murahan dan soal harga diri aku tidak mau mengaku kalah dari wiwi dan mengakui bahwa aku tengah sangat horny.
“Hahaha,,” Om bal ketawa mendengar permintaanku
“Ok ntar di tambahin buat extra, om emang sudah lama juga neh ngerayu si neng tapi ngak pernah mau eh sekarang malah nantangin”, om bal berkata dengan wajah sangat senang, memang sudah sangat lama dia mengiginkan tubuhku dan aku tahu itu.
Tidak lama setelah om bal dan wiwi selesai membersihkan diri dikamar mandi, tanganku di tarik oleh om bal dan si om mulai mencium bibir ku dengan penuh nafsu.
“Mmmhh,,” aku mendesah nikmat.
Sambil tangannya meraba-raba dan memencet puting putingku, wiwi pun tidak mau kalah dia mulai ikut menciumi dadaku. Dia meremas-remas dadaku.
“Ahh,, uuhh,,” aku terus mendesah keenakan diperlakukan seperti itu oleh mereka berdua.
“Uuuh,,Anjrit dobel fight neh” bathinku keenakan, setelah selesai berciuman om bal menyuruhku tidur di ranjang.
Sepertinya dia sudah tidak tahan ingin mencoba bermain denganku setelah selama ini aku terus menolaknya.
Aku tersenyum dan sambil terus diciumin oleh om bal serta wiwi aku berbisik ke wiwi “wi,, gimana kalau kita bikin si om ga bisa nginjak pedal gas mobil yu”
Dengan ketawa si wiwi menjawab “ok bos,siap,,”
Wiwi dengan ganasnya kemudian naik ke atas mulut om bal dengan sigap si om menyeruput memek wiwi sampai wiwi mendesis seperti orang kepedasn “ssttt,,, oo,, enak om”
Melihat wiwi bersikap agresif seperti itu aku jadi ikut mengganas. Aku melihat kontol om bal sedang mengganggur aku langsung saja menjilati kontolnya dari ujung hingga ke pangkalnya dengan lidah sambil berputar membuat si om mengelinjing keenakan.
“Mmmmh,, Uff,, ennaaak,, Neng,” om bal mengerang nikmat.
Wiwi melihatku seperti itu akhirnya ikut-ikutan menaik turunkan selangkangannya dan mendesah nikmat, “Uhh,,, enak om,, terus omm”
Ternyata om bal yang menerima service atas dan bawah membuat si om kewalahan juga, dia tidak tahan lagi dan dia menarik wiwi agar duduk d atas penis Nya yang menegang dan kembali di goyang oleh wiwi.
“Uhh,, ayo wii,, goyang terus,,,” sambil om bal meremas-remas dada wiwi.
Wiwi memang sangat mahir bergoyang dan menaik turun kan memeknya membuat si om mendesah, “aah,, enak,, wii,, terus goyang sayang”
Aku pun tidak mau kalah dan segera kucium bibir om bal, menerima ciuman ku tangan om bal memegang dan meremas dadaku sedangkan tangan satunya lagi mengobok-obok liang vaginaku, “uhh nikmat sekali, om,, terus om”.
Tanganku yang bebas kugunakan untuk memegang dan mengocok clistoris wiwi yang sedang bergoyang dengan hotnya. “Aahh,, neng apa yang kamu lakukan,,, Ahhh enak neng terus,,“
Aku semakin cepat menggosok klitorisnya mendapat perlakuan seperti itu pertahanan wiwi akhrinya jebol juga wiwi ambruk di dada si om setelah berkata “Oouh.. wiwi mau ke luar lagi om enak,,,”.
Nafasnya wiwi ngos-ngosan dia mengalami klimaksnya, Om bal yang masih belum mendapatkan orgasme bangkit dan menarik tanganku ke ranjang yg satunya lagi, meninggal kan wiwi yang masih tergeletak lemas,
Dia menaiki badanku dan dengan sekali sentak kontolnya amblas ditelan memekku “Uuhh Uuuh,, Anjrit,, ayo om entotin neng om”, aku mendesah dan mengeluarkan kata kotor benar kata wiwi kontol om bal besar, panjang dan agak bengkok, ini membuat sensasi sendiri saat dia menggesek2an maju mundur, “Uuh,, nikmat,,” ini seakan membawa ku kelangit ke 7.
“Oouhgg nikmat om,, terus entotin neng”, aku mulai terbawa nafsu, terus mengenjotkan pinggung dan bokongku.
“Ahhkk…ahhkkk…ouhhh..” Erangku sambil melumat bibir om bal secara ganas.
Goyangan demi goyangan membuatku semakin tidak tertahankan untuk mengeluarkan larva hangatku.
“Akkkkhhhhh…..ougghhhhh…” desah panjangku mulai keluar
“Eehmmm….ahhhhh..ouuu shitt,, ” Nikmat tiada tara kurasakan.
“Ssst…ahhhhhhhhh”, om bal pun mengerang panjang dibarengi keluarnya sperma yang memuncrat dimemekku.
“Ahhhhhh.. ouuuuu…. AAAah.” Hanya itu kata-kata yang dia ucapkan
“Gila wi si eneng punya empot ayam, baru sebentar aja om dah ga kuat lawan dia, wah benar-benar ngak bisa nginjak pedal gas mobil neh,lemes banget”, om bal memujiku.
Kami berdua pun ketawa karena om bal sampai sempoyongan jalan ke kamar mandi, Setelah kami bersih-bersih si om pun sudah kembali memakai baju dan celana Nya, dia mengeluarkan dompet dan berkata ambil semuanya neng, dan terima kasih ya sambil mencium pipi ku dan memeluk erat serta mencium pipi wiwi, dia pergi karna mau kembali ke kantornya dan besiap-siap ke singapore untuk meting
Uang yang aku terima dari om bal aku kasih semua ke wiwi, dengan bingung dia berkata “neng aku cuma perlu 2 juta ini ada 5 juta, berarti 3 jutanya punya kamu”
Dengan tersenyum aku bilang kepadanya “ga usah wi buat kamu aja semua,kamu kan perlu”
“Gila kamu neng,, kamu kan juga abis di pake si om masa ga terima duit Nya” aku ketawa mendengar wiwi bilang seperti itu.
“hahaha, wi,, neng tadi ikut-ikutan ML ama dia bukan buat d bayar tapi fun-fun aja,, neng tadi beneran pengen karena liat kalian berdua, ngak apa-apa duit itu buat kamu, Neng tau masalah kamu wi, sepupu kamu dah cerita ama neng kalau wiwi di kejar-kejar depcolector buat bayar kartu kredit yang di pake laki wi kan, ya sekarang wi tutup semua utang wi ke bank deh, ga enak punya utang sama yg begituan bikin pusing”
Wiwi nangis dan memeluk ku sambil berkata “makasih neng,biar ini jadi rahasia kita ber dua ya” dengan mengerdipkan mata aku jawab “ok bos,siap” kami pun tertawa sambil keluar dari kamar itu.

ISTRI KONGLOMERAT





CERITA DEWASA | CERITA MESUM | CERITA SEX | CERITA PORNO | FOTO PORNO
Aku sedang menyantap makan siang di sebuah cafe yang terletak di lantai dasar gedung kantorku. Hari itu aku ditemani Pak Erwan, manajer IT perusahaanku dan Lia, sekretarisku. Biasanya aku makan siang hanya dengan Lia, sekretarisku, untuk kemudian dilanjutkan dengan acara bobo siang sejenak sebelum kembali lagi ke kantor. Tetapi hari itu sebelum aku pergi, Pak Erwan ingin bertemu untuk membicarakan proyek komputerisasi, sehingga aku ajak saja dia untuk bergabung menemaniku makan siang.

Aku dan Pak Erwan berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yang diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yang lama, yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus berkembang. Sedangkan Lia sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.
Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yang kupesan, tiba-tiba handponku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Santi.
“Hallo Pak Robert. Kapan nih kesini lagi” suara merdu terdengar diseberang sana.
“Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya” jawabku.
“He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak” Santi menggoda.
“Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya” kataku sambil menutup pembicaraan.
“Dari klien” kataku.
Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dengan Santi tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Arief, suami Santi, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Arief ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.
Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Lia bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kamipun berpisah.. Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..
Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aku di rumah Santi. Hari sudah menjelang sore. Bayangkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayanganku, dan memencet bel rumahnya. Santi sendiri yang membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.
“Aih.. Pak Robert kok lama sih” katanya.
“Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada” candaku.
“Bisa aja Pak Robert..” jawab Santi sambil tertawa kecil.
Dia tampak cantik dengan baju “you can see” nya yang memperlihatkan lengannya yang mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku “asingkan” di negeri tetangga.
Kamipun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Santi menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi. Dahagakupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Santi yang cantik, dahagaku yang lainpun muncul. Aku masih bernafsu melihat Santi, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.
Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.
“Pak.. Santi ada hadiah nih untuk bapak”
“Apaan nih?” jawabku senang.
“Ini ada teman Santi yang mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget.”
Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dengan seorang wanita, Susan, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan sex mereka. Singkat cerita, Susan menawarkan untuk berpesta sex sambil bertukar pasangan di rumah mereka.
“Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yang sebesar punya Pak Robert” kata Santi sambil meraba-raba kemaluanku.
“Saya sih OK saja” jawabku riang.
“Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Robert suamiku” kata Santi sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.
Aku dan Santi kemudian meluncur menuju rumah Susan di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang. Tak lama kamipun sampai di rumahnya yang luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Santipun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dengan majikannya. Susan menyambut kami dengan ramah.
“Ini perkenalkan suami saya”
Seorang laki-laki paruh baya dengan kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Harry, seorang pengusaha properti yang sukses. Santipun memperkenalkan diriku pada mereka.
Aku kagum pada rumah mereka yang sangat luas. Dengan perabot-perabot yang mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yang tergantung di dinding. Bayangkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yang sangat wah itu.
Tetapi aku lebih kagum melihat Susan. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yang putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir. Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dengan buah dada yang besar dan bentuk tubuh yang padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.
Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yang disediakan. Ditengah makan malam itu, Santi pamit untuk ke toilet. Dengan matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.
“Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Santi berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.
“Kenapa?” tanyaku.
“Habisnya Santi nggak nafsu lihat Pak Harry itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi”.
Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Santi. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Harry yang cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Santi untuk kembali ke ruang makan.
Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Susan melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.
Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Harry mulai mengerayangi tubuh Santi di sofa seberang. Sedangkan Santi tampak ogah-ogahan melayaninya.
“Sebentar Pak.. Santi mau lihat filmnya dulu”
Aku tersenyum mendengar alasan Santi ini. Sementara itu Susan minta ijin ke dapur sebentar. Akupun mencoba menikmati adegan di layar TV. Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yang seperti ini, mengingat tubuh Susan sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama akupun merasa ingin buang air kecil, sehingga akupun pamitan ke belakang.
Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Susan sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.
“Ampun non.. Sri nggak sengaja” si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Susan yang cantik itu.
“Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!” bentak Susan.
“Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu..”
Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Susan menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah. Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Susan yang sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.
“Dasar bedinde.. Verveillen!!” Susan masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya. Dengan tubuh yang putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Susan berdiri di depan pembantunya yang kecil dan hitam.
“Ampun non.. Nggak akan lagi non..”
“Oh Pak Robert..” kata Susan ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.
“Sedang sibuk ya?” godaku.
“Iya nih sedang kasih pelajaran ik punya pembantu” jawabnya sambil tersenyum manis.
“Yuk kita kembali” lanjutnya.
Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Santi masih menonton adegan di layar sementara Pak Harry mengelus-elus pahanya. Aku dan Susanpun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan “french kiss” dan Susanpun menyambut penuh gairah.
Kutelusuri lehernya yang jenjang sambil tanganku meremas buah dadanya yang membusung padat. Susanpun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yang masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku. Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.
“Oh..my god.. Bener kata Santi.. Very big.. I like it..” katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.
Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya. Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dengan tangannya yang halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru.
Kemaluankupun mulai dihisap mulut Susan dengan rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Susan mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yang sedang memakan sesuatu yang sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yang hitam dan diikat ke belakang itu.
Sambil menikmati permainan oral Susan, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Santi. Tampak Santi mengocok kemaluan Pak Harry dengan cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Harry saat dia mencapai orgasmenya. Santipun kemudian meninggalkan Pak Harry, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.
Sementara itu Susan masih dengan bernafsu menikmati kemaluanku yang besar. Memang kalau kubandingkan dengan kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Harry sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yang buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.
Tak lama Santipun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Susan masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Santi duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadakupun dihisapnya. Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yang lainnya di bawah. Sementara Pak Harry tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yang sudah loyo.
Kuangkat baju Santi dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yang satu meremas buah dadanya yang lain. Sementara Susan masih mengulum dan menjilati kemaluanku.
Setelah puas bermain dengan kemaluanku, Susan kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berlian dan hak tingginya saja yang masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dengan puting yang kecil berwarna merah muda. Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Santi. Susan kemudian menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dengan bergairah.
“Ayo isap susu ik ” pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yang kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Susanpun mengerang kenikmatan.
Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yang berambut tipis itu. Kamipun bersetubuh dengan tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yang masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yang cantik itu.
“Eh.. Eh.. Eh..” dengus Susan setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yang mulus.
Sementara itu Santi bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Susan. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Susan untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Santi memasukkan kembali kemaluanku ke dalam liang surga Susan.
Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Susan untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia “doggy-style” sampai kalung berlian dan buah dadanya yang besar bergoyang-goyang menggemaskan. Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Santi yang dengan lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.
“Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Susan menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.
Sementara Pak Harry rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Santi dan ditariknya menuju sofa yang lain di ruangan itu. Santipun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Harry bisa menikmati “istriku”.
Sementara itu, aku masih menggenjot Susan secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yang berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Harry tampak bernafsu sekali menyetubuhi Santi dengan gaya missionary. Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Harry. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Santipun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Susan dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yang sempit itu.
“Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock..” Susan terus meracau kenikmatan.
Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali. Sementara, aku lirik ke arah Pak Harry, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Susan dengan tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dengan tangan kananku.
Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Susan. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berliannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.
“Thanks Robert.. I really enjoyed it” katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.
“No problem Susan.. I enjoyed it too.. Very much” balasku.
Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yang disediakan. Kamipun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.
Dalam perjalanan pulang, Santi tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dengan pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.
“We’re in this love together..”
“Kenapa sih sayang?” tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.
“Pokoknya Santi nggak mau lagi deh” katanya.
“Habis Santi nggak suka sama Pak Harry. Udah gitu mainnya cepet banget. Santi nanggung nih.”
Akupun tertawa geli mendengarnya.
“Kok ketawa sih Pak Robert.. Ayo.. Tolongin Santi dong.. Santi belum puas.. Tadi Santi horny banget lihat bapak sama Susan make love” rengeknya.
“Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang”.
“Ah.. Pak Robert jahat..” kata Santi merengut manja.
“Besok khan masih ada sayang” hiburku.
“Tapi janji besok datang ya..” rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.
“OK so pasti deh.. Bye”
Sebenarnya aku tidak ada janji dengan siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Santi setelah dia disetubuhi Pak Harry tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Arief toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.
Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus tayangan HBO di TV nanti.

TANTEKU HOT BANGET





VIDEO DEWASA | VIDEO MESUM | VIDEO SEX | FOTO PORNO | FOTO PORNO
Cerita sex ini berawal dari kejadian dimulai ketika saya menginap di rumah om saya di daerah bandung, cerita kegilaan ini menghasilkan cerita dewasa seks yang ga biasa, yaitu main seks dengan tante ku sendiri yang memang kalo dibilang luar biasa body nya, memang aku sering berfikir yang neko-neko ketika aku berada di sampingnya, gimana nggak, aku seringmenemui tante ku tersebut habis mandi hanya pake handuk, padahal tubuhnya yang molek dan seksi dengan tonjolan dada yang mantab itu selalu terlihat menyembul sebagai belahan di sela-sela handuk yang dipake, semakin sering aku ngelihat semakin horny juga ku dan kadang karena tak kuasa maka aku langsung lari ke toilet untuk onani. Ok aku cerita cerita seks ini, begini kisahnya, om saya telah menikah dan memiliki 2 anak lelaki yang lucu umur 3 dan 5 tahun, serta memiliki istri yang cukup cantik (menurut saya) umurnya sekitar 27 tahun.

Awal kisah sex adalah pada hari sabtu malam saya mendengar pertengkaran di rumah tersebut, yang tidak lain adalah om saya dengan tante saya. Ternyata penyakit ‘gatel’ om saya kambuh lagi yaitu sering pergi ke diskotik bersama temannya. Hal tersebut sangat menyakitkan tante saya, karena di sana om saya akan mabuk-mabukan dan terkadang pulangnya bisa pada hari Minggu malam. Entahlah apa yang dilakukan di sana bersama teman-temannya. Dan pada saat itu hanya aku bertiga saja di rumah: saya, Om Pram dan Tante Sis.
“Gubrak..” suara gelas pecah menghantam pintu, cukup membuat saya kaget, dan om saya dengan marah-marah berjalan keluar kamar. Dari dalam kamar terdengar tante saya berteriak, “Nggak usah pulang sekalian, cepet ceraikan aku.” Dalam hatiku berkata, “Wah ribut lagi.” Om Pram langsung berjalan keluar rumah, menstarter mobil Tarunanya dan pergi entah ke mana.
Di dalam kamar, aku mendengar Tante Sis menangis. Aku mau masuk ke dalam tapi takut kena damprat olehnya (kesalahan Om Pram dilimpahkan kepadaku). Tapi aku jadi penasaran juga. Takut nanti terjadi apa-apa terhadap Tante Sis. Maksudku akibat kecewa sama Om Pram dia langsung bunuh diri.
Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis menunduk di depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelan-pelan sambil menghindari pecahan gelas yang tadi sempat dilemparkan oleh Tante Sis. Kuhampiri dia dan dengan pelan.
Aku bertanya, “Kenapa Tan? Om kambuh lagi?”
Dia tidak menjawab, hanya diam saja dan sesekali terdengar isak tangisnya. Cukup lama aku berdiri di belakangnya. Pada waktu itu aku hanya memandangnya dari belakang, dan kulihat ternyata Tante Sis mengenakan baju tidur yang cukup menggiurkan. Pada saat itu aku belum berpikiran macam-macam. Aku hanya berkesimpulan mungkin Tante Sis mengajak Om Pram, berdua saja di rumah, karena anak-anak mereka sedang pergi menginap di rumah adik Tante Sis. Dan mungkin juga Tante Sis mengajak Om bercinta (karena baju yang dikenakan cukup menggiurkan, daster tipis, dengan warna pink dan panjang sekitar 15 cm di atas lutut). Tetapi Om Pram tidak mau, dia lebih mementingkan teman-temannya dari pada Tante Sis.
Tiba-tiba Tante Sis berkata, “Om kamu kayaknya udah nggak sayang lagi sama Tante. Sekarang dia pergi bersama teman-temannya ke depok, ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi.” Ketika Tante Sis berkata demikian dia berbalik menatapku. Aku setengah kaget, ketika mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kira-kira berukuran 34). Di situ terlihat puting susunya yang tercetak dari daster yang dikenakannya. Aku lumayan kaget juga menyaksikan tubuh tanteku itu.
Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Sis menanyakan sesuatu, aku langsung mendekatinya (dengan harapan dapat melihat payudaranya lebih dekat lagi).
“Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah khawatir Tan!”
“Iya tapi temennya itu brengsek semua, mereka pasti mabuk-mabukan lagi dan main perempuan di sana.”
Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan berkata, “Tenang aja Tan, Om nggak bakal macem-macem kok.” (tapi pikiranku sudah mulai macam-macam).
“Tapi Tante denger dia punya pacar di surabaya, malahan Tante kemarin pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Sella.”
“Masak Om tega sih ninggalin Tante demi cewek yang baru kenal, mungkin itu temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok.”
Tanpa Tante Sis sadari tangan kananku sudah di atas paha Tante Sis karena tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan-lahan pahanya kuusap secara halus, hal ini kulakukan karena aku berkesimpulan bahwa tanteku sudah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki.
Tiba-tiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Sis, dan berdiri dari duduknya, “Saya tantemu saya harap kamu jangan kurang ajar sama Tante, sekarang Tante harap kamu keluar dari kamar tante sekarang juga!” Dengan nada marah Tante Sis mengusirku.
Cukup kaget juga aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri dan meminta maaf, kepada Tante Sis karena kekurangajaranku. Aku berjalan pelan untuk keluar dari kamar tanteku. Sambil berjalan aku berpikir, aku benar-benar terangsang dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang kebutuhan biologisku kusalurkan lewat tanganku.
Setelah sampai di depan pintu aku menoleh kepada Tante Sis lagi. Dia hanya berdiri menatapku, dengan nafas tersenggal-senggal (mungkin marah bercampur sedih menjadi satu). Aku membalikkan badan lagi dan di pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini juga. Dengan masa bodoh aku menutup pintu kamar dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik menatap tanteku. Tante Sis cukup kaget melihat apa yang aku perbuat. Otakku sudah dipenuhi oleh nafsu binatang.
“Mau apa kamu?” tanyanya dengan gugup bercampur kaget.
“Tante mungkin sekarang Om sedang bersenang-senang bersama pacar barunya, lebih baik kita juga bersenang-senang di sini, saya akan memuaskan Tante”. Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia meronta-ronta, Tante Sis memiliki tinggi tubuh sekitar 165 cm dan berat kurang lebih 50 kg) aku dapat mendorongnya ke ranjang, lalu menindihnya.
“Lepasin Tante, deh,” suara keluar dari mulutnya tapi aku sudah tidak peduli dengan rontaannya. Dasternya kusingkap ke atas. Ternyata Tante Sis tidak mengenakan celana dalam sehingga terpampang gundukan bukit kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya bagian atas hingga payudaranya terpampang di depanku. Dengan bernafsu aku langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih meronta-ronta, dengan tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati seluruh tubuhnya terutama payudaranya, cukup harum tubuh tanteku.
Akibat rontaannya aku mengalami kesulitan untuk membuka pakaianku, tapi pelan-pelan aku dapat membuka baju dan celanaku. Sambil membuka baju dan celanaku itu, dengan bergantian tanganku mengusap bukit kemaluannya yang menurutku mulai basah (mungkin Tante Sis sudah mulai terangsang walaupun masih berkurang tetapi frekuensinya agak menurun sedikit).
kemaluanku telah berdiri tegak dan kokoh nafsu telah menyelimuti semua kesadaranku bahwa yang kugeluti ini adalah isteri pamanku sendiri….yaitu tanteku….
Dengan tidak sabar aku langsung berusaha membenamkan kejantananku ke liang TANTEKU……….. ,
Aku agak kesulitan menemukan celah kewanitaan tanteku,kadang kemaluanku meleset keatas dan bahkan kadang meleset kearah lubang anus tanteku .
ini disebabkan tanteku bergerak kesana kemari berusaha menghindar dan menghalangi kemaluanku yang sudah siap tempur ini……………………………………..
“heh, jangan, aku Tantemu tolong lepasin, ampun, Tante minta ampun”. Aku sudah tidak peduli lagi Rengekannya. …….usahaku kepalang tanggung dan harus berhasil……karena gagalpun mungkin akibatnya akan sama
bahkan mungkin lebih fatal akibatnya…….
Ketika lubang senggamanya kurasa sudah pas dengan dibantu cairan yang keluar dari liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan senjataku.
“Auuhh, sakit, aduh.. Tante minta ampun.. tolong jangan lakukan …..lepasin Tante..” Ketika mendengar rintihannya, aku jadi kasihan, tetapi senjataku sudah di dalam, “Maaf Tante, saya sudah tidak tahan dan punyaku sudah terlanjur masuk nih…..,” bisikku ke telinganya. Tante Sis hanya diam saja. Dan tidak berkata apa-apa.
Dengan pelan dan pasti aku mulai memompa kemaluanku naik turun, ……..tanteku menggelinjang hebat…..seakan akan masih ada sedikit pemberontakan dalam dirinya….
ssshhhhhhhhh….tanteku hanya mendesis lirih sambil menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan tak mau menatap wajahku…….kemudian Dia hanya diam pasrah dan kulihat air matanya berlinang keluar. Kucium keningnya dan bibirnya, sambil membisikkan, “Tante, Tante masih cantik dan tetap mengairahkan kok, saya sayang Tante, bila Om sudah tidak sayang lagi, biar saya yang menyayangi Tante.” Tante Sis hanya diam saja, dan kurasakan pinggulnya pun ikut bergoyang seirama dengan goyanganku.
kemaluanku kudorong perlahan …seakan ingin menikmati kenyamanan ini dengan waktu yang lama……..
cllkk….clllkkkk.cclkkkk bunyi badanku beradu dengan badan tanteku…….seirama keluar masuknya kemaluanku kedalam liang senggamanya yangbetul betul enak……
Kira-kira 10 menit aku merasakan liang kewanitaan tanteku semakin basah dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan menekan kuat-kuat mungkin tanteku sedang orgasme……………………………………. ……………
kudiamkan sejenak …..kubiarkan tanteku menikmati orgasmenya………kubenamkan lebih dalam kemaluanku ,sambil memeluk erat tubuhnya iapun membalasnya erat…..kurasakan tubuh tanteku bergetar….
kenikmatan yang dahsyat telah didapatkannya…….
kubalik badan tanteku dan sekarang dia dalam posisi diatas……kemaluanku masih terbenam dalam kewanitaan tanteku……tapi dia hanya diam saja sambil merebahkan tubuhnya diatas tubuhku,….lalu kuangkat pinggul tanteku perlahan…..dan menurunkannya lagi….kuangkat lagi……dan kuturunkan lagi…….kemaluanku yang berdiri tegak menyodok deras keatas …kelubang nikmatnya……
ahirnya tanpa kubantu ….tanteku menggoyangkan sendiri pantatnya naik turun…..
oooooooccchhhhhhhh…….aku yang blingsatan kenikmatan…
rupanya tanteku mahir dengan goyangannya diposisi atas….
kenikmatan maximum kudapatkan dalam posisi ini….
rupanya tanteku mengetahui keadaan ini …ia tambah menggoyang goyangkan pantatnya meliuk liuk persis pantat Anisa bahar penyanyi dangdut dengan goyang patah patahnya…….
oooooochhhhhh,…………sshhh……kali ini aku yang mirip orang kepedasan
aku mengangkat kepalaku…kuhisap puting susu tanteku…..
ia mengerang……..goyangannya tambah dipercepat….
dan 5 menit berjalan …….tanteku bergetar lagi……ia telah mendapatkan orgasmenya yang kedua……
pundakku dicengkeramnya erat……
ssshhhhhhh………bibir bawahnya digigit…sambil kepalanya menengadah keatas…..
“….******* kamu…….tante kok bisa jadi gini…..ssssshhhh
….tante udah 2 kali kluarrrrrrrr…”…..
aku hanya tersenyum…..
“tulangku rasa lepas semua to….”
aku kembali tersenyum…
“tante gak pernah klimaks lebih dari 1 x kalo dengan ommu..”
kubalik kembali badan tanteku dengan posisi konvensional..
kugenjot dengan deras kewanitaannya…..
oooohhh oohhh….ssshhhhh
tanteku kembali menggeliat pinggulnya mulai bergoyang pula mengimbangi genjotanku…………..
aku pun sudah kepengen nyampe…….
dan tidak lama kemudian akupun mengeluarkan spermaku di dalam liang senggamanya.
ssshhhhhh……aaachhhhhhh………………..
spermaku tumpah dengan derasnya kedalam liang senggama tanteku……..
mata tanteku sayu menatapku klimaks………
permainan panjang yang sangat melelahkan……yang diawali dengan pemaksaan dan perkosaaan yang ahirnya berkesudahan dengan kenikmatan puncak yang sama sama diraih…….
kulihat terpancar kepuasaan yang amat sangat diwajah tanteku…………………..
“kamu harus menjaga rahasia ini lo…..”
aku hanya mengangguk….
dan sekarang tanteku tak perduli lagi kalau om ku mau pulang atau tidak…….
karena kalau om ku keluar malam maka tanteku akan menghubungiku via HP untuk segera kerumahnya……
ada kalanya, semua tak berahir di ranjang…kepuasan bisa diwujudkan bermacam-macam.